Bubuk Kopi di Tanjungpinang Lahir dari Sejarah Panjang


oleh2tanjungpinang - Kota Tanjungpinang dikenal sebagai salah satu kota di Indonesia yang masih mengentalkan budaya ngopi. Bukan baru-baru ini, ketika anak-anak muda kreatif ramai-ramai membuat coffee shop di berbagai daerah. Budaya ngopi di Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau ini sudah ada jauh sebelum maraknya kedai-kedai kopi di Indonesia.

Saat ini, Anda tak harus berpeluh dan berkeringat kalau hanya untuk mencari sebuah kedai kopi di Kota Tanjungpinang. Apalagi jika sudah ada di jalan protokol, seperti Jalan DI Panjaitan, Jalan Pemuda, beberapa langkah saja Anda akan melewati kedai kopi.

Tak salah kiranya jika ada yang mengatakan Tanjungpinang adalah kota seribu kedai kopi. Uniknya, Anda tidak akan pernah menemukan kebun kopi di sini. Nyatanya, bubuk kopi unggulan bisa didapatkan di kota ini. Para pengolah yang mewarisi ilmu dari nenek moyangnya akan mendatangkan kopi dari luar daerah lalu mengolahnya sendiri.

Sama seperti kopi, Tanjungpinang juga tak memiliki dataran tinggi seperti Wonosobo atau Bogor untuk lahan berkebun teh. Nyatanya dari Kota Tanjungpinang lahir produk teh ternama seperti Prendjak, yang bahkan kini memiliki beberapa gerai di kota-kota besar Indonesia.

Di Kota Tanjungpinang, kedai kopi bisa berupa kios kecil kakilima, kedai kopi biasa hingga kafe untuk penikmat kopi. Dari suguhan kopi kampung yang hanya mengenal kopi o, hingga aneka jenis kopi yang diadopsi dari gaya barat. Tinggal memilih tempatnya.

Begitu banyak kedai kopi, dan selalu saja ramai. Orang-orang sepertinya sudah memiliki tempatnya sendiri-sendiri untuk bertemu teman-temannya di sebuah kedai kopi. Tentu saja dibalik suguhan kopi o yang sangat tradisional Anda masih bisa menghubungi pacar lewat akses internet. Sudah zamannya menikmati kopi ditemani jaringan internet berkualitas.

Menengok ke belakang, kita bisa membaca tulisan sejarawan Kepri, Aswandi Syahri yang menulis artikel Kopi Tiam, Kedai Kopi, dan Sejarah di Tanjungpinang (Sebuah Le Petite Histoire) yang dimuat di kolom Kutubkhanah 20 Maret 2016.

Aswandi menuliskan, kedai kopi memegang peranan penting dalam sejarah Tanjungpinang. Dahulu dan kini. Menurutnya, kedai-kedai kopi yang ada pada zaman dahulu dikelola para pendatang dari Pulau Hainan atau Hailam di Laut Selatan Tiongkok.

Konon, orang-orang Hainan ini amat masyhur sebagai peracik biji kopi nomor satu dalam lingkup pergaulan semenanjung. Dan riwayat ini pun terbukti sampai kini. Betapa amat mudahnya kita menemukan bisnis kedai kopi tradisional yang masih dijalankan oleh orang Hainan.

Kini, kedai kopi tak lagi diklaim sebagai tempat nongkrong orang tua. Kedai kopi yang awalnya hanya tempat mendapatkan secangkir kopi pelan-pelan bergeser menjadi tempat berkumpulnya komunitas. Tak heran jika anak-anak muda pun tak harus sembunyi-sembunyi untuk pergi ke kedai kopi.

Kopi Tanjungpinang amat sangat berbeda, karena dibuat dari kopi bubuk hasil olahan para ahlinya. Tidak seperti di beberapa kota lain yang memiliki aneka rasa kopi dalam kemasan.

Sejarah ngopi yang begitu panjang di kota ini telah mencatat banyak perubahan atau pergeseran bidaya. Namun satu yang tetap dipertahankan, kualitas bubuk kopi sebagai bahan bakunya. Untuk itulah kami berani menyediakan jasa pengiriman bubuk kopi untuk Anda yang membutuhkannya.

Meski Anda berdiam jauh dari Tanjungpinang, namun pernah merasakan nikmatnya kopi di kota ini, tradisi tadi tidak terputus. Kami membantu mewujudkan Anda tetap bisa menikmati khasnya kopi Tanjungpinang. ***

Belum ada Komentar untuk "Bubuk Kopi di Tanjungpinang Lahir dari Sejarah Panjang"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel